Jumat, 12 Agustus 2011

NATURALISASI "Penjajahan Prestasi Sepak Bola Masa Kini"

Perhelatan sepak bola terakbar sejagat raya akan digelar 2014 mendatang. Pesta ini menjadi ajang adu gengsi tertinggi semua negara dari berbagai belahan dunia, termasuk indonesia.Meski torehan sejarah mencatat bahwa indonesia hanya baru sekali turut serta di piala dunia, namun bukan berarti ambisi dan gengsi untuk mengulang sejarah itu padam. Justru hal itulah yang menjadi momentum luar biasa untuk membuktikan kembali kedigdayaan sepak bola negri ini.

Berbagai upayapun dilakukan, pemerintah beserta lembaga terkait melakukan pengerucutan ujung tombak pemain hingga meruncing tajam pada istilah "naturalisasi".

Ya, naturalisasi

senjata yang dirasa ampuh untuk mengoyak kerasnya persaingan piala dunia.Siapa yang tak kenal istilah tersebut? Nyaris semua penghuni negri ini mengenalnya. Apalagi gencarnya media yang begitu "lebay" mengelu-elukan "pahlawan luar negri" ini. Dalam sekejab, merekapun menjadi selebritis yang dipopulerkan masyarakat kebanyakan (artis dadakan : red)

Lantas, adakah implikasi terhadap prestasi yang ditorehkan? Pada AFF Cup kemarin,indonesia dipermalukan negri jiran di partai final. Hmm .. Bisa jadi sedikit kebanggaan bagi pecinta timnas.

Memang patut diacungi jempol, berkat istilah naturalisasi tersebut, persepakbolaan tanah air menjadi bergairah, menggelinjang dan sangat populer. Masyarakatpun menilai merasa optimis bisa lolos piala dunia, namun lagi-lagi karena adanya naturalisasi. Hmm..

Marilah kita renungi sejenak, indonesia adalah negara "top four" dengan penduduk terbesar di dunia. Dengan jumlah penduduk yang diproyeksikan mencapai 2 milyar pada beberapa tahun kedepan, tidakkah bisa melahirkan algojo sepak bola dari bangsa sendiri, Dari anak bumi pertiwi?

Mari kita rubah paradigma kita tentang prestasi. Jika kita menilik dunia pendidikan sebagai contohnya. Paradigma dalam dunia pendidikan sekarang pada umumnya adalah bagaimana caranya agar bisa berprestasi, berbagai carapun ditempuh agar seseorang, lembaga, maupun kelompok orang tertentu bisa dianggap berprestasi dalam kacamata masyarakat pada umumnya (bukan kacamata Tuhan : red). Demikian pula dalam sepak bola, menaturalisasi demi mengejar prestasi. Padahal, banyak pemain negri ini yang cukup mumpuni.

Sampai kapan penguasa negri ini tidak mempercayai pemain anak bumi pertiwi??

Sampai kapan pemain dari bangsa sendiri akan tergusur prestasi??

Ijinkan kami merdeka, mengejar prestasi dengan segenap kemampuan kami...

Peduli Anak Bangsa

doubLe_dE BAABSS

0 komentar:

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Copyright 2009 Sebuah goresan hati dari bumi raflesia. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy